BATULICIN, radio-swarabersujud.com — Rendahnya minat anak muda pada pertanian, khususnya budi daya padi di Kabupaten Tanah Bumbu, tidak hanya disebabkan karena penghasilannya rendah. Terbatasnya akses terhadap lahan, membuat anak muda memilih pekerjaan lain ketimbang menjadi petani, karena dianggap tidak menjanjikan.
Demikian Staf Bupati Tanah Bumbu Fauraji Akbar kepada radio-swarabersujud.com dan aktualkalsel.com, belum lama ini, sebelum menghadap Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar.
Mantan Kepala Dinas Pertanian Tanah Bumbu itu mengatakan, mitosnya selama ini, anak muda tidak tertarik bertani karena dianggap ketinggalan jaman, kotor, dan sebagainya.
Tetapi sebenarnya, ada tantangan yang harus dihadapi anak muda untuk bertani. Kelompok muda ini terhambat mendapatkan akses lahan.
Lanjutnya, akses terhadap lahan pertanian biasanya didapatkan setelah menikah atau setelah orang tua meninggal dunia. Sebelum mendapat akses lahan, anak-anak muda biasanya bekerja dibidang lain dahulu.
Menurut dia, untuk pertanian secara luas seperti perkebunan sawit dan perikanan masih ada, masih banyak yang berminat.
Di Tanah Bumbu masih ada pekerjaan yang cukup menjanjikan bagi anak muda, yakni berkebun kelapa sawit dan bekerja di perusahaan pertambangan.
Diungkapkannya, bagi mereka, pekerjaan ini lebih menjanjikan dibanding bertanam padi.
Fauraji Akbar menjelaskan, dibandingkan zaman dulu, menggarap sawah harus menggunakan sapi untuk membajak.
Namun pada zaman modern sekarang sudah menggunakan traktor.
Sementara itu, selaras dengan data usia petani di Indonesia yang semakin tua. Dalam 30 tahun terakhir, kelompok usia petani di bawah 35 tahun menurun dari 25% menjadi 13%. Sementara petani yang berusia di atas 55 tahun meningkat dari 18% menjadi 33%.
Penulis : RSB-01
Editor : Desy Aulia Asran