BATULICIN, RSB – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Bumbu memonitoring riset dan teknologi dari Universitas Negeri Malang (UM) terkait penelitian observasi gubahan ruang lukisan dinding gua yang berada di kawasan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu.
Penelitian tersebut dilaksanakan selama 8 hari, sejak tanggal 11 sampai 18 Oktober 2021.
Pada hari keempat, tapatnya Kamis, 14 Oktober 2021 kemarin, Kru RSB ikut lansung ke lapangan menyaksikan prosesi penelitian yang dilakukan di Gua Butet Kecamatan Mantewe, Disdikbud yang melakukan monitoring diwakili oleh Kabid Kebudayaan dan Kasi Sarana Prasarana Kebudayaan serta staf.
Ketika berada di objek titik penelitian, Kabid Kebudayaan Disdikbud Tanah Bumbu, Muhammad Rafii menyampaikan, bahwa penelitian tersebut sangat bermanfaat, karena di Tanah Bumbu sendiri belum ada tim penelitian.
Sehingga dengan adanya penelitian itu keberadaan gua di Bumi Bersujud akan dapat terekspos.
Menurutnya, peninggalan masa lalu yang ada di Tanah Bumbu perlu dilindungi baik itu lukisan, fosil manusia purba dan peninggalan lainnya.
Ia berharap, dengan adanya penelitian tersebut dapat memperjeli untuk mengetahui benar atau tidaknya dugaan-dugaan terhadap manusia purba yang pernah hidup di Gua Tanah Bumbu karena disebut sebagai Kats Maratus Tenggara.
Sementara itu, ketika berbincang-bincang di lokasi gua, Kasi Sarana Prasarana Kebudayaan Disdikbud Tanah Bumbu, Akhmad Kusasi menambahkan, kawasan atau objek yang akan dijadikan sebagai cagar budaya agar dapat dirawat dan dilindungi, karena merupakan warisan dunia untuk memperkaya khazanah bangsa.
Serta, Kusasi juga berharap kepada pemerintah daerah agar dapat memberikan perhatian khusus dalam hal finansial untuk pengembangan dan kemajuan kebudayaan di Tanah Bumbu.
Selanjutnya, Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) Blasius Suprapta mengatakan, di Kalimantan terdapat beberapa lokasi lukisan dinding gua, dan yang terkenal di Manca Negara adalah Sangkurilang di Kaltim, sementara di Kalsel khususnya Tanah Bumbu merupakan rangkaian dari pegunungan meratus, yang disebut Kats Meratus Tenggara.
Terdapat kawasan karts yakni adanya gua yang dihuni manusia pada masa berburu yang disebut Tingkat Budaya Mesolitik. Dimana terdapat lukisan dinding gua yang menjadi target penelitian yang perlu diekspos dan digali lebih dalam.
Di Tanah Bumbu sendiri sebutnya, terdapat sejumlah gua yang dihuni manusia purba yang ternyata dugaan dan yang diteliti oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan ternyata terbukti, tetapi fokusnya pada aspek litik yakni alat-alat mesolitik, sementara Riset dan Teknologi Universitas Negeri Malang (UM) fokus pada lukisan dinding gua. (Des/Zuh/RSB)