BATULICIN, radio-swarabersujud.com — Menjelang peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Ketua Majelis Ulama Indonesia Tanah Bumbu (MUI Tanbu) KH. Suhuful Amri menyampaikan empat jenis golongan manusia dihadapan Allah SWT dan tiga pesan Rasulullah saat pengajian Lailatul Jumat di Masjid Darul Azhar Nurussalam, Kamis (22/9/2022) malam.
Dalam ceramahnya, KH. Suhuful Amri mengatakan, keinginan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat sudah jelas tercantum dalam doa Rabbana Atina Fiddunya Hasanah Wafil Akhiroti Hasanah Waqina Adzabannar artinya permohonan kepada Allah SWT supaya dianugerahi kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Namun dihadapan Allah terdapat empat golongan manusia diantaranya, saqiyyun fid dunya wal saqqiyun fil akhirah ( menderita di dunia dan menderita juga di akhirat), dan saqiyyun fid dunya wal sa’idun fil akhirah (menderita di dunia tapi di akhiratnya bahagia).
Selanjutnya juga terdapat manusia dalam golongan sa’idun fid dunya wal saqiyyun fil akhirah (di dunia bahagia namun sengsara di akhirat), dan sa’idun fid dunya wal sa’idun fil akhirah (bahagia di dunia dan diakhirat).
Golongan manusia yang terakhir yakni bahagia di dunia dan kebahagiaan di akhirat itu dapat terjadi atas izin Allah SWT dengan melaksanakan tiga pesan dari Rasulullah Saw yang tertuang dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim.
Pertama, bertakwalah atau menanamkan rasa takut kepada Allah SWT dimanapun seseorang berada dan kapanpun dalam artian takut berbuat dosa, takut melanggar larangan-Nya, dan takut menyia-nyiakan perintah Allah karena siapa yang berdosa maka sudah pasti akan masuk ke dalam neraka.
Seseorang yang bertaqwa juga akan menanamkan dalam diri hidup sederhana (qanaah) sebab dengan kehidupan yang sederhana maka seseorang akan lebih berhati-hati, baik saat berjalan, hati-hati ketika berbicara, atau dalam istilah arabnya adalah wara.
Kedua, perbuatan yang jelek dengan perbuatan bagus, maksudnya semua manusia sadar bahwa ia tempatnya salah, tetapi jangan sampai larut dengan kesalahan atau jangan terlena dengan dosa karena masih ada kesempatan untuk minta maaf kepada Allah.
Kemudian setelah meminta ampun kepada Allah SWT, hendaknya berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya sehingga perbuatan yang tidak baik akan terhapus.
Ketiga, bergaul dengan pergaulan yang baik, karena lingkungan pergaulan atau bersosialisasi seseorang juga dapat menjadi pengaruh serta penentu arah perilaku dan perbuatannya.
Jadi jika seseorang berada pada pergaulan yang tidak baik, maka bisa saja orang tersebut akan ikut terjerumus ke hal yang tidak baik pula, namun sebaliknya apabila seseorang berada pada pergaulan baik maka akan ikut pula hal baik kepadanya.
Penulis : Fitriana Rahma
Editor : Desy Aulia Asran