
BANJARMASIN, radio-swarabersujud.com — Mantan Bupati Kabupaten Tanah Laut Drs H. Sukamta, MAP sampaikan Orasi Ilmiah pada Wisuda STIA Bina Banua Banjarmasin Program Sarjana (S1) dan Magister (S2), semester ganjil dan genap tahun akademik 2023/2024, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Banua Banjarmasin, di Hotel Rattan In Banjarmasin, Sabtu (5/10/2024 ).
Sukamta sendiri merupakan alumni STIA Bina Banua Banjarmasin tahun 2015. Sebelum menyampaikan orasinya mantan Bupati Tanah Laut 2018-2023 itu menyampaikan kesannya setelah mengikuti pendidikan di STIA Bina Banua Banjarmasin.
“Ilmu yang saya dapat di Kampus sangat bermanfaat bagi saya, baik ketika menjadi Wakil Bupati dan Bupati Tanah Laut,” ungkapnya, Sabtu (5/10/2024 ).
Mengawali Orasi Ilmiahnya dengan judul Revitalisasi Birokrasi Menuju Indonesia Emas, Sukamta mengajak kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya senantiyasa dapat hadir dan berkumpul dalam acara Diesnatalis XLII, Wisuda Sarjana XXXVII dan Wisuda Magister XX Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua Banjarmasin Tahun 2024.
“Solawat serta salam, senantiasa kita haturkan kehadirat junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat dan Pengikut beliau hingga akhir zaman,” katanya.
Hari ini, jelas Sukamta, tentu hari yang sangat membahagiakan bagi wisudawan/ wisudawati setelah sekian lama menempa diri di kampus tercinta STIA Bina Banua Banjarmasin.
Perjuangan, pengorbanan dan tekad yang kuat untuk segera menyelesaikan pendidikan sudah berhasil dilewati dengan baik.
Satu hal yang harus disadari bahwa wisuda bukanlah akhir dari sebuah proses pembelajaran, justru wisuda inilah saudara mengawali proses pembelajaran yang sesungguhnya dalam praktik Administrasi, baik dalam pemerintahan maupun bisnis dan pergaulan sosial.
“Saat inilah saudara-saudara mengawali membuka kotak Pandora administrasi yang harus berkembang dalam tatanan
pemerintahan, bisnis dan kehidupan sosial,” jelasnya.
Menurut Sukamta, tidak bisa diingkari, perkembangan paradigma Administrasi Publik
terus berlangsung, seiring dengan perkembangan zaman. Eksistensi
Administrasi itu sendiri lahir pada Tahun 1887 ketika Wilson menulis esei pertama tentang Administrasi Publik.
Wilson mengatakan, “Administrasion Question Are Not Political Question. Although politics
sets the tasks for administration, it should not be suffered to manipulate its offices.”
Lima puluh tahun sejak esei Wilson tersebut, atau tepatnya 1926 muncul pemahaman yang berbeda, sebagaimana dikemukakan Leonard
White, bahwa eksistensi administrasi publik hanya efektif jika diintegrasikan diantara ilmu pemerintahan dan ilmu administrasi.
Dikotomi tersebut, memantik munculnya ilmuan administrasi untuk melakukan penelitian.
Sehingga pada Tahun 1927 muncul lah prinsip-prinsip administrasi public yang dikemukakan Willoughby lewat bukunya “Principles Of Public Administration” karena dalam kenyataannya administrasi publik dapat diimplementasikan pada semua tatanan administrasi tanpa memperdulikan kebudayaan, fungsi, lingkungan, misi atau kerangka institusi.
Seiring dengan itu, maka muncullah ahli-ahli administrasi yang sangat legendaris diantaranya Henry Fayol, Mary Parker Folley, Luther Gullick, Lyndall Urwick yang terkenal dengan POSACORB.
Eksistensi administrasi publik yang berorientasi pada prinsip prinsip manajemen terus berkembang terlebih ketika cendekiawan administrasi menyatakan bahwa administrasi publik ada hakikatnya memiliki fungsi mengurusi organisasi dan manajemen pemerintah, dalam melaksanakan kekuasaan politik, dan proses penentuan kebijakan politik.
Penulis : Niah Haviana
Editor : Ardi Fitriansyah