
BATULICIN, radio-swarabersujud.com — Pendopo Serambi Madinah yang berlokasi di samping kantor Bupati Tanah Bumbu, Selasa (18/2/2025), dipenuhi ASN. Mereka domiman mengenakan baju putih -putih.
Terdengar lantunan simtudduror berisikan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw, do’a keselamatan, syair-syair, dan pembacaan Al-Qur’an secara tilawah. Mereka yang hadir mulai pejabat Pemkab Tanah Bumbu, staf hingga kepala desa.
Mereka hadir bukan melakukan perayaan hari besar Islam, tapi menghadiri silaturahmi sekaligus perpisahan dengan Bupati Kabupaten Tanah Bumbu Abah Zairullah Azhar periode 2021 -2025.
Sebab, pada tanggal 20 Februari nanti, Bupati Zairullah akan mengakhiri jabatannya sebagai orang nomor satu di Pemkab Tanah Bumbu.
Abah Zairullah merupakan pendiri Kabupaten Tanah Bumbu dan bupati pertama daerah ini periode 2003-2010. Tanah Bumbu merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kotabaru.
Ketika sholawat Nabi dibacakan, ruangan Pendopo Serambi Madinah begitu hening. Sementara itu, mereka yang dari desa terus berdatangan.
Mereka yang menghadiri perpisahan itu bukan hanya para pejabat dan staf Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, tapi juga Forkopimda, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tanah Bumbu, Perusahaan Daerah, MUI, Kementerian Agama.
Sementara itu, di lokasi acara terbentang sepanduk tertulis: Mengabdi Tiada Henti, Mengayom Sepenuh Hati. “Teladan Sang Bupati dr.HM. Zairullah Azhar”.
Di mata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Eka Saprudin, sosok Zairullah Azhar merupakan pemimpin luar biasa. “Kesannya luar biasa, tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan, karena Pak Zairullah bagian dari awal pembangunan Tanah Bumbu, termasuk dirinya,” ungkapnya ketika memberikan pesan dan kesan pada acara perpisahan tersebut.
Selama kepemimpian Zairullah Azhar pada periode pertama tahun 2003-2010, menurut Eka Sapruddin, kita ini jalan tapi diajak terus berlari tanpa mengenal waktu.
Hasilnya, Tanah Bumbu menjadi Kabupaten terbaik pada Hari Peringatan Otonomi Daerah tahun 2008 lalu.
Eka menceritakan, para pejabat yang pindah ke daerah lain mengaku kondisinya beda dengan Tanah Bumbu. ” Di Tanah Bumbu kita punya ciri khasnya sendiri,” ungkapnya.
Kesan ketiga, lanjut Eka Sapruddin,
kegiatan keagamaan terus dilakukan, tidak ada kegiatan seperti di Tanah Bumbu, yang mana daerah lain tidak ada di Kalimantan Selatan.
“Ini merupakan kesan mendalam dalam memotivasi kita dari seorang Abah Zairullah. Kesan lain, manusia itu harus mulia, harus bermanfaat bagi orang lain dan bekerja dengan hati,” kata Eka Saprudin mengutip pernyataan yang sering dikatakan Abah Zairullah.
Periode kedua tahun 2021-2024, Eka Saprudin merasakan sesuatu yang berbeda. Periode ini, Abah Zairullah terus membentuk karakter para pejabat dan pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu supaya bermanfaat bagi masyarakat.
Pada jabatan periode kedua — dengan Wakil Bupati Tanah Bumbu, sekarang Bupati terpilih Kotabaru — banyak pembangunan yang dilakukan.
“Kecuali mewujudkan cita-cita beliau menjadikan Tanah Bumbu menjadi Kalimantan Tenggara, belum kesampaian,” ucap Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanah Bumbu Hasanuddin, S.Ag, MA.
Menurut Hasannudin, Abah Zairullah salah satu pemimpin daerah banyak memberikan kontribusi. “Saya saksinya, karena sejak 2004 sudah jadi anggota dewan,” tegasnya.
Dan sampai akhir jabatannya, Abah Zairullah sudah melaksanakan program SDSM (Satu Desa Satu Masjid), membangun rumah tahfidz menggalakan gerakan Mencuci Kaki Ibu.
“Kucoba melempar mangga, mangga ku makan enak rasanya, selamat purna tugas Sang Lagenda Abah Zairullah itu namanya,” bunyi pantun Ustadz Hidayatullah Ali diakhir tausiyahnya pada acara perpisahan tersebut.
Penulis : Niah Haviana
Editor : Ardi Fitriansyah