KUSAN HILIR, RSB- Pembukaan Event Budaya Pesona Mappanre Ri Tasi E kali ini kembali dibuka dengan perubahan nuansa menjadi lebih religi setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19.
Ketua Lembaga Ade Ogie Tanah Bumbu, Fawahisah Mahabatan saat dikonfirmasi Kru RSB seusai pembukaan Mappre Ri Tasi E oleh Bupati Tanah Bumbu, membenarkan hal tersebut karena hal ini didukung dengan cita-cita pemerintah daerah untuk mewujudkan Kabupaten Tanah Bumbu menuju Serambi Madinah.
Baca juga Bupati Abah Zairullah Buka Gelaran Mappanre Ri Tasi 2022
Perubahan kegiatan ceremonial pembukaan Event Budaya Mappanre Ri Tasi E ini untuk meluruskan perbedaan persepsi di kalangan masyarakat.
Sebelumnya, telah terjadi pertentangan terkait kegiatan tersebut, sehingga muncul penafsiran yang berbeda arti yakni memaknai Mappanre Ri Tasi E ini dengan memberikan makan kepada laut yang dihubungkan kepercayaan pada agama.
Padahal menurut Pawa, maksud dari Mappanre Ri Tasi E yakni makan bersama di pinggir pantai, tetapi tetap melaksanakan budaya nenek moyang yang dahulu.
Dia juga mengatakan, bahwa secara adat, budaya dari nenek moyang tentang kegiatan Mappanre Ri Tasi E ini yakni syukuran di tengah laut masih akan tetap dilakukan karena budaya tidak boleh dihilangkan.
Jadi, dia juga berharap adanya kesadaran serta pengertian dari seluruh masyarakat bahwa kegiatan pesta laut ini adalah budaya, dan budaya sebaiknya tidak boleh dicampuradukkan dengan agama.
Oleh karena itu ditegaskan Pawa di akhir wawancaranya, untuk meluruskan dan mempersatukan pokok persepsi dari berbagai masyarakat dengan dikemas secara umum, dan nanti tetap dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah budaya yang sebelumnya. (Fdr/Zhd/RSB)